memberikan yang terbaik terhadap informasi yang tepat

Pages

Kamis, 06 April 2017

Gravitasi Dalam Seni Fotografi



Gravitasi dalam seni fotografi

*Postingan ini merupakan sebuah bagian dari acara Luna  blogging competition


Gravitasi dalam seni fotografi


Didalam kehidupan sehari-hari kita tak lain menemukan sebuah objek atau sebuah moment, sebuah tempo atau waktu. Tidak lain pasti kita juga ingin mengambil atau mengabadikan kejadian tersebut menggunakan sebuah alat/ Biasa disebut Kamera. Gravitasi didalam fotografi juga menjadikan sebuah hal yang menjadi sangat kreatif dan inovatif, kini Gravitasi adalah hal yang sangat dipertimbangkan dalam komposisi dari bagian Fotografi tersebut untuk menjadikan hasil yang maksimal.



Fotografi


Pengertian Fotografi adalah sebuah karya seseorang dengan melukis atau menulis berorientasikan suatu objek menggunakan sebuah media yang berasal dari cahaya. Fotografi atau biasa disebut karya foto yang kreatif dan inovatif untuk  menangkap sebuah objek menjadi diam dalam satu "frame". Fotografi juga memberikan sebuah hasil tangkapan gambaran kejadian di masa lalu sehingga hasil dari seni fotografi dapat disimpan dan dapat di tampilkan ke masa yang akan datang.


Seni Fotografi dimasa sekarang sudah menjadi tren dimana bagian hidup dari seseorang sehingga apa yang telah ia dapatkan dapat diambil dengan potretan dari kamera, banyak yang berorientasikan sebuah objek yang kecil maupun yang besar, Akan tetapi sebuah Fotografi tidak lain bersangkutan dengan Gravitasi.



Hubungan Gravitasi dengan Fotografi

 
Hubungan yang terjadi anatara Gravitasi dengan Fotografi adalah sebuah karya yang dinamakan dengan Levitasi, Levitasi yaitu dimana sebuah objek tampak melayang tanpa ada pengaruh sebuah Gravitasi. Levitasi memiliki bagian yang unik tersendiri apabila anda sudah terampil dalam menggunakan sebuah kamera. Levitasi juga berlawanan dengan gravitasi itu sendiri, Entah mengapa kemampuan dalam melakukan Levitasi juga harus dimiliki para model agar bias mendapatkan angel yang tepat sehingga dapat seolah-olah benda tersebut melayang seperti tak ada tarikan dari gravitasi itu sendiri. 

Gravitasi Dalam Seni Fotografi Dengan Smartphone Luna

Saatnya anda harus mencoba  Gravitasi dalam seni fotografi yang dituangkan dalam karya Levitasi dengan menggunakan Luna Smartphone, sebuah Smartphone yang dapat mengabadikan kemampuan fotografi anda untuk terus berkreasi dan inovatif, Dengan desain body yang unik Smartphone tersebut yang dibekali  kehandalan dalam Fotografi dengan Resolusi Kamera 13 Megapixel setara dengan Kamera iPhone 6.

Mengabadikan sebuah karya Garvitasi dalam seni Fotografi dengan Luna Smartphone merupakan sesuatu yang menyenangkan, dengan tambahan fitur yang Luar Biasa, dapat menjadikan karya anda menjadi lebih Menarik. Jadilah bagian dari Gravitasi Dalam Seni Fotografi!

#BeTheGravity #SmartphoneLUNA
Share:

Sabtu, 31 Desember 2016

Pengertian CIDR Dan VLSM

   
Pengertian CIDR Dan VLSM
Hasil gambar untuk network
Asalamuallaikum Wr.Wb

 Assalamualaikum.. Selamat sore kawan jumpa lagi dengan ane sih Admin yang keren ini haha. Oke pagi ini ane pengen ngepost tentang CIDR dan VLSM. Oke mau tau kelanjutannya gimana? Langsung kita liat soalnya terlebih dahulu.


CIDR (Classless Inter-Domain Routing)

Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C.

CIDR digunakan untuk mempermudah penulisan notasi subnet mask agar lebih ringkas dibandingkan penulisan notasi subnet mask yang sesungguhnya. Untuk penggunaan notasi alamat CIDR pada classfull address pada kelas A adalah /8 sampai dengan /15, kelas B adalah /16 sampai dengan /23, dan kelas C adalah /24 sampai dengan /28. Subnet mask CIDR /31 dan /32 tidak pernah ada dalam jaringan yang nyata.



 



VLSM (Variable Length Subnet Mask)Hasil gambar untuk vlsm topology 

VLSM adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam VLSM dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.

Pada metode VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingga akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.



 



Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan, sebagai berikut:

  1. routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol :  RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
  2. semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yan menggunakan algoritma penerus packet informasi

Contoh Penerapan VLSM: 130.20.0.0/20

Kita hitung jumlah subnet dahulu menggunakan CIDR, dan didapat:

11111111.11111111.11110000.00000000 = /20

Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 maka:

Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16

Maka blok tiap subnetnya adalah:

Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20

Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20

Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20

dst … sampai dengan

Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20

Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu:

130.20.32.0

Kemudian kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu:

 /20 = (2x) = 24 = 16

Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat:

 130.20.32.0/24

Kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :

Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24

Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24

Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24

Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24

dst … sampai dengan

Blok subnet VLSM 1-16  = 130.20.47/24

Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu

130.20.32.0

Kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :

Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27

Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27

Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27

Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27

Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27

Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27

Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27

Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27

Manfaat VLSM:

  1. Efisien menggunakan alamat IP karena alamat IP yang dialokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang host setiap subnet.
  2. VLSM mendukung hirarkis menangani desain sehingga dapat secara efektif mendukung rute agregasi, juga disebut route summarization.
  3. Berhasil mengurangi jumlah rute di routing table oleh berbagai jaringan subnets dalam satu ringkasan alamat. Misalnya subnets 192.168.10.0/24, 192.168.11.0/24 dan 192.168.12.0/24 semua akan dapat diringkas menjadi 192.168.8.0/21.

SUPERNETTING

Supernetting adalah teknik penggabungan beberapa subnet, dimana manfaat dari supernetting ini adalah untuk mempersingkat routing table sebuah router sehingga menghemat memori pada router tersebut.

Supernetting merupakan kebalikan dari Subnetting, dimana dalam hal ini penambahan jumlah Host dalam jaringan dilakukan dengan meminjam beberapa bit network untuk dijadikan bit Host dalam membentuk IP-Address pada Supernet, dengan memperhatikan jumlah Nomor Host yang akan digabung.

Pengaturan IP-Address pada super jaringan (supernet) ada prosedurnya tersendiri, yaitu sebagai berikut :

Prosedur Supernetting

  1. Pada Supernetbit Host yang bernilai nol semua berfungsi sebagai Supernet Address, bit Host yang bernilai satu semua berfungsi sebagai Broadcast Address.
  2. Pada proses netmasking, IP-Address untuk Supernet-mask ditentukan dengan mengganti semua bit Network dengan bit 1, dan mengganti semua bit Host (termasuk bit Host yang dipinjam dari bit Network) dengan bit 0.Contohnya pembentukan supernet dari gabungan 4 buah jaringan Kelas-C dengan meminjam 2 bit Network, maka komposisi bit 1 dan bit 0 pada proses netmasking :

Sebelum Subnetting:

110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh

Proses netmasking:

 11111111.11111111.11111111.00000000

Subnet-maskKls-C:

 255.255.255.0

Setelah Supernetting:

110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnHH.hhhhhhhh

Proses netmasking:

11111111.11111111.11111100.00000000

Supernet-mask:

255.255.252.0
Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan. yaitu pada LAN4 dengan 58 Host, LAN1 (26 Host), LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan masing2 WAN 2 Host. Disini diberikan IP 192.168.1.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM.

NetMask Desimal NetMask Biner Format CIDR Jumlah Host
255.255.255.0 11111111.11111111.11111111.00000000 /24 254
255.255.255.128 11111111.11111111.11111111.10000000 /25 126
255.255.255.192 11111111.11111111.11111111.11000000 /26 62
255.255.255.224 11111111.11111111.11111111.11100000 /27 30
255.255.255.240 11111111.11111111.11111111.11110000 /28 14
255.255.255.248 11111111.11111111.11111111.11111000 /29 6
255.255.255.252 11111111.11111111.11111111.11111100 /30 2

1. Menghitung IP untuk LAN4 ( 58 Host )
Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tdk digunakan), karena kita hanya butuh 58 Host. Kita tentukan subnet mask yang memiliki host lebih dari 58, dilihat dari tabel diatas yang terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.
berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26:

Network IP Range Broadcast
.0 .1-.62 .63
.64 .65-.126 .127
.128 .129-.190 .191
.192 .193-.254 .255

untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/26
Network 192.168.1.0 IP Range 192.168.1.1-192.168.1.62 Broadcast 192.168.1.63
2. Menghitung IP untuk LAN1 ( 26 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.224.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27):

Network IP Range Broadcast
.64 .65-.94 .95
.96 .97-.126 .127
.128 .129-.158 .159
.160 .161-.190 .191

untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/27
Network 192.168.1.64 IP Range 192.168.1.65-192.168.1.94 Broadcast 192.168.1.95
3. Menghitung IP untuk LAN3 ( 10 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.64/27 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.240.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28):

Network IP Range Broadcast
.96 .97-.110 .111
.112 .113-.126 .127
.128 .129-.142 .143
.144 .145-.158 .159
Karena ada 2 LAN yang butuh 10 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28 Network 192.168.1.96 IP Range 192.168.1.97-192.168.1.110 Broadcast 192.168.1.111
Network 192.168.1.112 IP Range 192.168.1.113-192.168.1.126 Broadcast 192.168.1.127
4. Menghitung WAN untuk LAN2 dan LAN3 ( 2 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252.
Karena diLAN sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.128/28. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.252.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30):

Network IP Range Broadcast
.128 .129-.130 .131
.132 .133-.134 .135
.136 .137-.138 .139
.140 .141-.142 .143
.144 .145-.146 .147
Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.128/30, 192.168.1.132/30 dan 192.168.136/30 Network 192.168.1.128 IP Range 192.168.1.129-192.168.1.130 Broadcast 192.168.1.131
Network 192.168.1.132 IP Range 192.168.1.133-192.168.1.134 Broadcast 192.168.1.135
Network 192.168.1.136 IP Range 192.168.1.137-192.168.1.138 Broadcast 192.168.1.139
KESIMPULAN :
jadi perbedaan dari sebuah CIDR itu sendiri membagi suatu kelas network bedasarkan prefix yang telah ditentukan, nah kalau VLSM itu  penentuan suatu network menjadi yang lebih spesifik jadi apabila kita menggunakan /24 untuk host 58 maka banyak ip yang terbuang, jadi yang paling cocok adalah /26 yang berjumlah 62 host :) :)

Semoga Bermanfaat kawan
Terimakasih atas kunjungannya salam sejahtera.
Wasalamuallaikum Wr.Wb
Share:

List

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Total Tayangan Halaman

Find Us On Facebook

Translate

Recent Post

Video Of Day

Paling Dilihat